Translate

Jumat, 31 Mei 2013

Generasi Coboy Junior, Super Junior dan semua yang berbau Junior...

Pulang kerja kemarin, saya menyempatkan diri menonoton TV (hal yang sudah jarang sekali saya lakukan, ketika sudah mulai bekerja kembali), adapun acara yang saya tonton saat itu adalah acara talk show yang tidak perlu-lah saya sebutkan namanya. Saat itu bintang tamu yang hadir di acara tersebut adalah Coboy Junior, saya rasa nama grup boy band cilik (yang lagunya sama sekali tidak mencerminkan lagu cilik/anak kecil) sudah sangat familiar di telinga kita semua. Dalam acara itu beberapa pertanyaan dilontarkan oleh Sang Pembawa Acara, sebut saja M, M bertanya pada keempat personil Coboy Junior mengenai tipe gadis kesukaan mereka (usia personil grup ini berkisar antara 13-15 tahun), beberapa dari mereka nampak malu menyebutkan kriteria gadis yang mereka sukai, namun mereka serempak menjawab 'Pevita Pearce!' sontaklah semua penonton dalam acara itu tertawa. Tak lama kemudian, datanglah para personil girl band, 'Winx' dan 2 orang gadis belia lainnya, yang ternyata merupakan lawan main para personil Coboy Junior di film terbaru mereka. Dandanan mereka terlihat dewasa untuk gadis seumuran mereka, eye shadow, lipstick dan blush-on (yang baru saya miliki lengkap ketika saya kuliah dan benar-benar memakainya pada acara-acara tertentu saja) melekat pada wajah polos mereka. Kemudian untuk menghangatkan susasana, lagi-lagi Sang pembawa acara meminta para personil Coboy Junior untuk merayu dan mengumbar kata-kata mesra pada gadis-gadis belia tersebut. Selintas saya berfikir, apa generasi  ini memang 'tua' sebelum saatnya, atau mereka di-'tua' kan oleh Televisi, Teknologi, Social Media, dsb. Sudah tidak ada lagi lagu anak-anak dengan tema, Bakso, Nyamuk, Lumba-Lumba, Menabung tapi digantikan dengan tema-tema yang menurut orang zaman sekarang lebih 'kekinian' seperti: Jatuh Cinta, kenalan lewat FB dan Twitter, dan tema-tema lain yang tidak mencerminkan dunia anak-anak tapi lebih pada dunia remaja dan bahkan orang dewasa. Dan sedihnya, bahkan saya sempat menganggap hal ini lucu, ketika melihat anak-anak membicarakan tentang lawan jenis padahal mereka masih terlalu muda untuk membicarakan hal tersebut secara gamblang. Namun, ketika saya terbangun semalam dan melihat Rifqi (Puta pertama saya yang baru berusia 3 tahun) dan memikirkan bagaimana dengan pergaulannya nanti, saya jadi merasa agak 'ngeri' bahwa tantangan anak di dunia sekarang ini lebih besar dan lebih menakutkan, lingkungan sekitar mereka mengharuskan mereka untuk menjadi pribadi 'ekspress', dalam berbagai bidang, pendidikan, pergaulan, dan pelbagai aspek kehidupan lainnya. Anak-anak kita memiliki beban yang besar yang tak jarang ditambahkan lagi dengan keinginan dan harapan besar orang tua mereka. pergaulan yang ada lebih 'berani dan 'vulgar' untuk diungkapkan secara terang-terangan dan bahkan sekarang sempat muncul istilah 'cewek nembak duluan' yang katanya lagi 'trend'. ^^" Semua hal ini terdengar dan terlihat cukup menakutkan, namun sikap panik berlebihan dan menarik diri juga bukanlah solusi yang tepat. Lalu bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi perkembangan zaman yang ada sekarang ini? ADAPTASI, itu kuncinya, biarkan anak berkembang apa adanya namun JANGAN LUPA untuk terus membekali dirinya dengan ILMU AGAMA. Jadilah teman, pendengar yang baik, dekati mereka, ikuti twitter-nya, bertemanlah dan kenali dunia mereka di luar dan di dunia maya. Beri mereka pemahaman dan contoh yang baik. Ajari mereka untuk mengejar pahala bagi akhirat mereka dan jelaskan bahwa hiburan di dunia ini hanya sementara dan kita manusia akan menghadap-Nya. Zaman bukan untuk ditakuti tapi dipelajari dan diambil Hikmahnya. Semoga kita semua bisa memperoleh hikmah dan pahala dari Allah swt. Amin.

'Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).'  Surat Lukman, Ayat 17.

1 komentar:

  1. Indeed.. I agree with you. Malu nontonnya. I think I watched the show. People surround them (baca: industri musik dan hiburan) only want to see the present facts. How these boys can earn more money. Have they even thought what may happen to them later in the future?

    BalasHapus